Selasa, 17 Maret 2009

Pentingkah Susu Formula????

Selama ini susu selalu menjadi superhero yang seolah-olah bisa menggantikan zat-zat yang terkandung dalam makanan dan asi. Hmmm…ternyata industri dan iklan susu sudah demikian masuk kedalam konstruksi pikiran manusia modern. Sehingga susu dianggap dewa dengan segala kandungan zat yang ada didalamnya, mulai dari khasiatnya yang menyehatkan sampai dianggap mencerdaskan otak anak. Sehingga tidak heran jika para orang tua selalu berlomba-lomba mencekoki anaknya dengan susu walaupun harga susu selalu terus naik. Berapapun naiknya harga susu, tetap akan terjangkau oleh orang tua yang berpenghasilan pas-pasan sekalipun, karena susu memang menjadi prioritas utama para orang tua yang ingin anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Susu formula seringkali menjadi tempat untuk jaga gengsi para orang tua. Bagaimana tidak, jika sesama orang tua pada berkumpul dan menanyakan merk susu yang diminum anaknya, maka akan terlihat siapa yang lebih kaya dengan menunjukkan merk susu formula yang diminum oleh anaknya. Jadi, susu tidak hanya menjadi trend bagi orang tua yang ingin anaknya tumbuh sehat, tetapi juga sudah bergeser menjadi salah satu cara untuk menunjukkan status dan kekayaan orang tuanya.

Susu formula dikenal oleh masyarakat Indonesia melalui para penjajah. Susu menjadi makanan para penjajah Belanda masa itu, yang kemudian semakin dikenal popular di Indonesia. Padahal nenek moyang kita dulu tidak pernah minum susu, toh juga tetap sehat dan panjang umur. Konsumsi susu di Indonesia semakin tahun memang semakin meningkat, hal ini tidak hanya dipengaruhi oleh iklan-iklan susu yang sangat gencar, tetapi juga dipengaruhi oleh slogan “empat sehat lima sempurna” yang selalu didengungkan oleh dinas kesehatan dimanapun bahkan di sekolah-sekolah, yang mana baru-baru ini slogan “empat sehat lima sempurna” sudah mulai di revisi menjadi “gizi seimbang” karena slogan “empat sehat lima sempurna” dianggap menyesatkan karena seolah-olah susu menjadi penyempurna yang bisa menggantikan sayuran dan buah-buahan. Saat ini para orang tua lebih khawatir jika anaknya tidak doyan minum susu daripada tidak doyan sayuran dan buah-buahan. Padahal kandungan susu yang terdiri dari kalsium dan fosfor bisa digantikan dengan mudah oleh sayuran dan buah-buahan segar. Tetapi sebaliknya, kandungan zat-zat yang ada di dalam sayuran dan buah-buahan segar tidak mungkin bisa digantikan hanya dengan susu atau suplemen lainnya...Pengalaman saya sebagai seorang ibu muda ketika bertemu dengan sesama ibu-ibu muda. Seringkali para ibu ini mengeluh anaknya tidak doyan susu formula, padahal sudah dicoba berbagai merk susu. Tidak hanya itu, ada beberapa orang yang menyarankan kepada saya untuk menghentikan asi kepada anak saya sebelum menginjak usia 2 tahun, hal ini karena kebanyakan jika anak hanya minum asi hingga usia 2 tahun, maka sang anak akan menolak diberikan susu formula. Tidak hanya itu, jika seorang anak tidak mau makan, banyak ibu yang dengan mudah memberikan susu sebagai pengganti makanan. Bukannya membujuk dan memberikan makanan yang seimbang malah menggantinya dengan susu. Disinilah kemudian konstruksi masyarakat terhadap susu itu harus segera dirubah.


Susu dan Obesitas pada anak.

Susu dianggap menjadi penyebab obesitas pada anak. Hal ini juga dinyatakan oleh dr. Tan Shot yen, dokter ahli gizi yang sangat gencar menentang gerakan minum susu formula di Indonesia. Jujur saya sangat salut dengan dokter satu ini, karena berani untuk melawan arus pemikiran masyarakat kebanyakan bahkan pendapatnya seringkali berbeda denngan dokter kebanyakan.

Lagi-lagi karena orang tua sangat masih sangat percaya pada susu yang bisa mencerdaskan anak, maka konsumsi susu yang berlebihan pada anak-anak tanpa diimbangi dengan makanan bergizi yang lain mengakibatkan obesitas pada anak. Obesitas yang terjadi pada anak dibawah umur 12 tahun kemungkinan besar akan sulit untuk disembuhkan. Akan tetapi seringkali orang tua merasa bangga jika anaknya gemuk dan montok, karena dianggap sehat. Padahal obesitas menjadi penyebab dari berbagai macam penyakit kronis. Sehingga tidak mengherankan jika saat ini banyak orang dengan usia yang relative muda dan produktif sudah menderita berbagai macam penyakit.

Artikel singkat ini tidak bermaksud untuk mendiskreditkan susu sebagai biang keladi dari penyakit-penyakit kronis yang ada dalam masyarkat modern. Tetapi artikel ini hanya ingin mengajak terutama kaum ibu untuk lebih bijak memilih dan memberikan yang terbaik untuk anaknya. Karena susu bukanlah satu-satunya makanan yang paling bergizi yang bisa menggantikan makanan yang lain. Apalagi saat ini banyak sekali jenis susu yang beredar dengan berbagai rasa, tentunya dengan kadar gula yng tinggi, sehingga membuat kadar gizi yang terdapat dalam susu semakin hilang. Yang paling penting yang harus diperhatikan sebenarnya adalah memberikan gizi yang seimbang untuk buah hati tercinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar