Kamis, 19 Maret 2009

SUSU TEMPE sebagai susu alternatif

Maraknya kecenderungan pemakaian terhadap susu formula memang menjadikan kegelisahan oleh beberapa pihak. Iklan-iklan susu yang sedemikian marak sangat berpengaruh terhadap konstruksi masyarakat terhadap susu. Padahal usia diatas 2 tahun atau setelah selesai ASI, seorang anak sudah tidak wajib untuk minum susu. Justru yang menjadi kewajiban untuk dimakan adalah buah dan sayur dan bukan susu. Mewajibkan untuk minum susu untuk anak usia diatas 2 tahun hanya akan membuat anak sulit dan menolak untuk makan sayur dan buah-buahan. Susu hanya kalsium dan fosfor yang sangat mudah didapatkan pada sayur-sayuran. Susu sapi terutama dalam bentuk bubuk sudah banyak diragukan kandungan gizinya. Mengapa?? Karena proses pembuatan susu dari susu segar menjadi bubuk telah banyak menghilangkan kadar gizi yang ada pada susu. Saat ini departemen kesehatan malah merekomendasikan untuk minum susu UHT (Ultra high Temperatur) di mana proses pengolahan susu diperpendek sehingga kadar gizi yang ada pada susu tidak banyak yang hilang sebagaimana susu bubuk. Akan tetapi susu UHT ini hanya bisa dikonsumsi oleh anak usia diatas 1 tahun dan tidak baik jika dikonsumsi oleh anak dibawah satu tahun.

Susu tempe bisa menjadi alternatif bagi para yng ibu yang meragukan kandungan gizi yang terdapat pada susu formula. Tempe tidak hanya mengandung protein yang sangat tinggi dan sangat aman untuk dikonsumsi oleh segala macam usia termasuk bayi dan lansia. Berbeda dengan susu kedelai yang masih mengundang kontroversi, tempe yang juga berasal dari kedelai yag diberi ragi ini juga mengandung zat antibakteri penyebab diare. Protein, lemak dan karbohidrat yang ada pada tempe sangat mudah dicerna oleh tubuh. Hal ini karena pengolahan kedelai menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu senyawa penyebab timbulnya gejala flatulensi (kembung perut).

Susu tempe juga bisa dibuat sendiri oleh para ibu, sehingga bisa dijamin proses pembuatannya tidak menggunakan pengawet. Cara pembuatannya, tempe diblender dengan air kemudian diperas dan diambil sarinya, setelah itu direbus sampai matang dan diperas kembali untuk diambil sarinya. Untuk bayi diatas satu tahun mungkin bisa diberikan sedikit gula. Sehingga lebih enak rasanya. Saat ini susu tempe mulai dikembangkan di Negara-negara maju. Sebaliknya di Negara berkembang seperti Indonesia yang merupakan daerah asli penghasil tempe, malah berlomba-lomba untuk minum susu formula. Lagi-lagi negara berkembang selaku menjadi korban. Padahal sudah jelas, bayak sekali kasus terjadi terkait dengan susu formula, seperti ditemukannya bakteri encobacter sakazaki, melamin dan lain sebagainya. Tetapi pemerintah dan BPOM tetaptidak mau memberitakan ke publik produk-produk susu formula bayi yang sudah tercemar. Hal ini mengindikasikan adanya “kongkalikong” dalam bisnis susu formula antara pemerintah dengan produsen susu. Jika sudah demikian, lagi-lagi siapa yang akan menjadi korban???yah pastinya masyarakat. Jadi kenapa kita tidak mencoba untuk mengkonsumsi susu tempe sebagai pengganti dari susu formula yang notabene lebih bergizi sebelum hak paten susu tempe diambil oleh negara lain. Selamat mencoba..!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar